Udara malam berembus dengan kencang. Bersamaan dengan rintik yang perlahan menyapa bumi. Malam ini langit begitu mendung dan sepertinya sebentar lagi akan tumpah setiap beban yang ditahan-tahan. Bahkan dari segala sisi langit berkilatan cahaya yang setelahnya diikuti dengan suara guntur yang menggelegar.
Pemilihan tempat di balkon sepertinya mampu memacu adrenalin. Berteman teh hangat yang diseduh beberapa menit lalu. Sedikit demi sedikit diseruput dengan nikmat dan berharap setelahnya mampu merelakskan keadaan diri.
"Hei."
Menyeka air mata dengan segera adalah satu hal utama yang dilakukan. Berharap cahaya rembulan malam ini benar tertutup supaya keadaan dirinya tak sedikit pun samar-samar diperhatikan dari dekat.
Seorang lelaki duduk di sampingnya dengan membawa secangkir kopi yang masih mengepulkan asap.
Lelaki itu menyeruputnya dengan tak kalah nikmat. Kemudian menaruh cangkirnya ke atas meja bundar yang sudah disediakan di balkon ini.
"Ingin menantang maut?"
