Jadikan aku ratumu, bukan sehari, tetapi selamanya.
***
Sejak pukul tiga dini hari, Kirana sudah mulai bersiap. Merias wajah dengan Mbak Kanaka dan timnya, padahal Kirana merasa sangat mengantuk karena malam tadi cukup larut tidurnya.
"Pegang japit rambutnya jangan tremor gitu, Mbak Kirana," goda Mbak Kanaka seraya menatap Kirana melalui pantulan cermin.
"Astagfirullah, maaf, ya, Mbak," ucap Kirana tidak enak hati.
Waktu semakin berlalu, debar dalam dada Kirana bertambah gila, dan kedua matanya justru berkaca-kaca. Ketakutan dan khawatir bercampur menjadi satu. Ada rasa yang begitu sulit ia ungkapkan saat kebaya pengantin itu telah melekat di tubuhnya.
"Are you okay?" tanya Mbak Kanaka yang sejak tadi melihat Kirana senyum-senyum, tetapi kedua matanya berkaca-kaca.
"Iya," jawabnya dengan singkat.
Sesuai kabar, dari pihak Kakrataka akan datang pukul 09.30, sekitar satu jam lagi dan Kirana juga hampir selesai berhias.
