Yang paling pertama dipersiapkan adalah kartu undangan. Bahkan hari ini Kakrataka khusus meminta satu cetakan langsung jadi, nanti untuk seseorang yang sepertinya cukup berjasa dalam kisah cintanya bersama Kirana.
Kakrataka menuliskan sebuah nama di halaman utama kartu undangannya.
"Ma, aku pamit dulu. Harus segera menyerahkan undangan ini ke orangnya," ucap Kakrataka kemudian menjabat tangan Anindya dan mengecup punggung tangannya cukup lama.
Anindya mengusap puncak kepala Kakrataka dengan sayang. Memberikan kecupan singkat di sana.
"Hati-hati di jalan," pesan Anindya.
"Iya, Ma."
Kakrataka keluar rumah dengan tergesa. Semalam ia benar-benar lembur mempersiapkan semuanya dengan matang-matang. Kakrataka tidak ingin ada sesuatu yang nantinya tidak sesuai rencana jika persiapannya kurang matang. Ditambah lagi dengan persiapan yang dilakukan di H-6 sebelum pernikahan.
Mobil hitam Kakratak melaju dengan kcepatan sedang. Membelah jalanan di ibu kota yang padat merayap siang ini.