Menyibukkan diri itu bukan hal yang sederhana. Yang ada banyak sekali keluhan yang diterima. Entah rasanya sakit yang sedemikian rupa atau bahkan berujung pada keadasn diri yang dropnya luar biasa.
Menangis bukan lagi suatu hal yang asing. Merutuki diri dalam keterbatasan yang berkelanjutkan justru menambah asing.
Apa pun itu yang dilakukan seperti serba salah. Bahkan sebagai seorang perempuan yang sudah tentu adalah makhluk perasa, Kirana merasa akhir-akhir ini dirinya jauh lebih sensitif.
Lebih sulit mengontrol emosi atau bahkan mengendalikan diri.
"Rintik, aku tidak mau makan!" rengeknya saat Rintik begitu memaksa Kirana untuk makan.
"Kirana, kesehatanmu itu perlu dipikirkan. Jangan ngawur, sampai-sampai seenaknya kamu teledor!" tegur Rintik keras-keras. Karena hampir selama dua hari Kirana kurang makan dan kurang tidur. Takutnya karena terlalu fokus mengurus Angkasa, Kirana sampai lupa dengan dirinya sendiri.
"Permisi."