Di sebuah ruangan VVIP terdapat dua manusia tengah saling menatap. Keduanya diselimuti hening, hingga hanya ada kontak mata yang kini erat tertali.
"Mengapa kamu membayar seluruh biaya rumah sakitku?"
"Anggap saja sebagai permintaan maaf saya karena perjanjian itu. Hingga akhirnya kamu yang harus menanggung semua luka serta imbas yang begitu mengerikan."
"Cih, aku masih punya cukup uang untuk sekadar membayarnya."
"Tidak apa, sudah saya bilang bahwa hal ini adalah sebuah permintaan maaf."
Wanita itu mendecih dengan sangat pelan. Merutuki dirinya yang masih tetap menerima semua perlakuan baik ini. Padahal tadi lelaki yang kini berdiri di sampingnya itu sudah pamit pergi. Namun, kembalinya justru membawa kabar yang begitu mengejutkan.
"Baiklah, terima kasih," ucap wanita tersebut dengan sangat pasrah. Mungkin melawan kehendak dari lelaki tersebut juga tiada guna. Sudah dapat dipastikan bahwa dirinya akan tetap kalah telak.