Kirana masih betah berada di taman mengamati gadis kecil tadi. Terlihat betapa ceria mereka bertiga. Kebersamaan antara Ayah, Ibu, dan Anak sangatlah terasa. Hal itu berhasil menggugah rasa iri yang tersimpan dalam hati Kirana.
"Apakah dulu aku juga sepertinya?" gumam Kirana yang seolah telah melupakan kenangan masa kecil dahulu.
Sampai suatu ketika Kirana merasa bahwa ia bosan tetap berada di sana. Kirana memilih untuk beranjak dari taman dan mencari tempat lain untuk dikunjungi.
Masih enggan untuk pulang, Kirana memilih untuk berhenti di sebuah trotoar yang begitu sepi. Tidak banyak kendaraan yang berlalu-lalang di jalan raya. Kirana merasa kenyamanan ia dapatkan, ketimbang berada di rumahnya sendiri.
Namun, samar Kirana mendengar teriakan yang berasal dari arah kanan. Masih dengan ragu, Kirana mencoba melangkah menghampiri. Hingga sepasang netranya mampu menangkap siapa yang ada di tempat kejadian.
Arlan.