Dan ya, semua berakhir di sebuah tempat yang setiap lorongnya dan hampir semua ruangan bernuansa putih. Dengan aroma obat-obatan yang mengerikan saat tercium sedikit saja.
"May, ada apa sebenarnya?" Kakrataka datang dan segera memeluk Kirana yang terduduk di ruang tunggu. Merenung sembari menitikan air matanya.
Sekarang, Kirana menemukan kehangatannya. Kedatangan Kakrataka benar-benar membantunya untuk membuat keadaan hati sedikit lebih baik.
"Entah, secara tiba-tiba Ibu meminta tolong dan tersungkur begitu saja ke lantai," ungkap Kirana sesuai yang dia lihat saat di rumah tadi.
Kakrataka masih betah memeluk wanitanya. Karena sudah tengah malam dan rumah sakit sudah sepi.
Sebagai Kirana yang penakut, Kakrataka seolah mengacungkan jempol karena Kirana berani duduk sendiri di ruang tunggu lorong paling ujung. Menunggu ibunya yang tengah terbaring lemah di ruangan.
"It's oke. Semua pasti akan baik-baik saja," ucap Kakrataka begitu meyakinkan Kirana.