"Ma, Midi sudah bilang ke Robin untuk menunda acara pernikahan kami."
"Maaf, karena kejadian ini pernikahan kalian malah jadi tertunda. Bilang pada Robin, setelah empat puluh hari kematian Ayah, pernikahan kalian langsung dilanjutkan saja."
"Jangan minta maaf, Ma … ini sudah takdir yang dituliskan oleh Tuhan untuk kita. Tidak ada siapa pun yang berhak untuk disalahkan, terutama Mama. Ma, terima kasih telah selalu ada untuk kami, anak-anak Mama. Sekali lagi, Mama harus kuat, ya. Ada kami yang akan selalu bersama Mama."
"Iya, terima kasih anak gadisku yang sebentar lagi sudah menjadi istri orang. Em … Mama pamit dulu, ya?"
"Mama mau ke mana?" Midi terlihat cemas.
"Mama ingin berkunjung ke makan Papa. Mama ingin cerita pada Papa. Karena harus mengalami situasi yang mirip di saat Mama bersama Papa dulu."
"Aku temani ya, Ma?"