"Maaf, ya. Malah jadi pulang malem."
"Nggak papa. Hujannya juga baru reda. Lagipula, plus ada bonusnya angin kenceng seperti itu. Serem juga kan, kalau kita pas di jalan. Aku udah izin sama Ibu, jadi nggak papa," sahut Lia dengan tenang, sambil tersenyum ke arah Evan.
"Ya udah, yuk. Kamu masuk dulu sekalian pamit sama Ayah-Ibu. Besok kan, udah berangkat ke Jakarta lagi," sambung si gadis.
Mendengar kata-kata itu, Evan mengangguk setuju. Lalu, dia segera mematikan mesin mobilnya yang sesaat tadi sudah berhenti di halaman rumah Lia. Namun saat sang kekasih sudah selesai melepas sabuk pengaman dan hendak turun dari mobil, Evan malah meraih tangan Lia.
"Kenapa, Van?" Lia menoleh, lalu bertanya kepada sang kekasih.
Si pemuda tak menjawab pertanyaan itu. Karena dalam sebuah gerakan yang cukup cepat, Evan telah langsung mendaratkan ciuman di bibir Lia.