Akhirnya, dua sahabat itu sepakat untuk sejenak meluangkan waktu berbicara. Dengan tak memperdulikan apapun, mereka duduk di tepi trotoar setelah Lia menyetujui ajakan dari Riyan untuk sejenak duduk dan mengobrol bersama.
"Udah ya, jangan marah lagi," kata Riyan dengan lembut kepada Lia yang kini duduk di sampingnya.
"Iya, Yan." Lia hanya terdengar menjawab pendek.
"Manda memang kayak gitu anaknya, suka nggak bisa direm kalo ngomong. Tapi, kita semua kan juga tahu kalau dia nggak bermaksud apa-apa. Itu memang merupakan salah satu bentuk perhatiannya kepada kita, cuma kadang caranya aja yang berlebihan." Riyan kembali memberikan pengertian kepada Lia, berharap kalau sang sahabat mengingat tentang bagaimana sifat dari Amanda.