Untuk beberapa saat, Jhonatan nampak memandangi Evan dengan sedikit nanar. Tanpa melepas genggaman tangannya, dia terus saja tertegun ketika mendapat pertanyaan beruntun dari sang anak.
Melihat reaksi sang Papa yang demikian, sebelah alis Evan terangkat naik sebagai bentuk isyarat kalau dirinya meminta jawaban. Karena bagi si pemuda, sikap yang seperti itu bukanlah merupakan kebiasaan dari Papanya.
Mendadak terkejut, lelaki setengah baya itu langsung saja berucap sesuatu. Sebab dalam tatapan matanya, dia seperti menangkap sebuah wibawa yang begitu luar biasa pada diri sang anak.
"No. Everything is good," jawab Jonathan pada akhirnya, sembari melepas genggaman tangannya dari sang anak.
"Syukurlah. Kalau begitu, aku pergi ke kamar dulu," pamit Evan kepada sang Papa, lalu tatapannya beralih kepada sang Mama yang mengangguk mempersilakannya untuk pergi.