"Hmmm ... semua orang masih mengira, bahwa aku akan menikah dengan Berlin. Selain itu, untuk apa pula Pak Hendrawan menanyakannya? Benar-benar kepo!" Sementara berpura mencuci tangannya di wastafel yang ada di toilet, Evan terus saja menggerutu tanpa dia sendiri menyadari.
Tapi bertepatan dengan pucak kesebalannya, mendadak ponsel Evan berdering yang memberi pertanda bila ada sebuah panggilan yang masuk. Dengan gerakan cekatan, pemuda itu menuju alat pengering tangan sebelum menjawab panggilan tersebut. Setelah merasa cukup, barulah dia mengambil ponsel dari dalam saku.
Saat melihat layar ponselnya, dia mendapati nama Angga muncul sebagai penelpon. Dengan cepat Evan merespon, hingga beberapa saat kedua sahabat itu saling sapa dan menanyakan kabar masing-masing.