"Sat, kamu nggak standby bareng ortu?" tanya Ares, begitu temannya yang beserta Raga telah duduk bergabung bersama dirinya dan sang kakak.
"Nggak papa. Udah kondusif, kok. Lagian malah aku disuruh nemenin kamu sama kak Lia. Iya kan, Mas?" sahut Satya untuk sekaligus meminta dukungan dari Raga.
"Iya. Nanti pasti dipanggil kalau kita dibutuhkan," imbuh Raga yang dibalas anggukan paham oleh Lia dan Ares.
"Oh ya, nasi kucingnya enak lho! Gorengannya juga, renyah dan nggak keras." Demikian kata Lia saat setelah dirinya selesai menghabiskan satu bungkus nasi kucing dan juga tempe kemul.
"Wih ... makasih lho, Kak. Itu semua memang kita bikin sendiri."
"Mantep dong! Ini banyak yang dateng, pastinya karena udah tahu kalau makanannya enak-enak," sahut Lia dengan nada tak kalah antusias.
"Kayaknya, nanti kita harus bungkus buat Ibu sama Ayah nih, Kak. Biar nyicipin," tanggap Ares yang dibalas anggukan setuju oleh sang kakak.