"Tolong dengarkan dulu penjelasanku ... semua ini bukan sepenuhnya salahku, Stevan. Aku memiliki alasan lain ..." demikian si gadis mengawali pembelaannya.
Namun belum juga selesai Berlin berkata, Evan langsung menyela. "Alasan apa? Oh, alasan untuk mematahkan hati semua orang? Beginikah caramu, Berlin?"
"Jangan menyudutkan aku ..." suara sang gadis bergetar, diiringi air mata yang kembali mengalir cukup deras.
"Astaga, betapa bodohnya aku yang sudah mempercayaimu dengan teramat sangat. Kenapa tidak kamu katakan saja sedari awal, kalau kamu menginginkan perjodohan kita terlaksana? Kenapa kamu harus membawa-bawa Angga dan kenapa juga kamu harus mematahkan hati gadis lain yang tidak tahu apa-apa?!" tumpahlah sudah segala keluh kesah serta kekesalan Evan yang sedari tadi telah dia tahan.