Tak kunjung mendapatkan balasan dari Berlin, Evan memutuskan untuk berangkat menuju kantornya. Namun ditengah-tengah perjalanan, gadis itu menelpon balik. Dengan sedikit gugup, Berlin meminta maaf karena baru bisa merespon komunikasi yang dilakukan oleh Evan setelah sekian waktu tak bisa dihubungi. Dan tanpa berkata apapun lagi, gadis itupun menerima ajakan dari Evan untuk bertemu.
Panggilan telpon itu berakhir, namun masih menyisakan banyak tanda tanya di hati Evan. Suara Berlin dari seberang telpon sana nampak terdengar baik-baik saja, atau bisa dikatakan ringan tanpa beban sama sekali. Padahal, Evan berani bertaruh kalau Berlin sudah tahu kalau dirinya mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Karena seturut logikanya, Berlin paham kalau Angga pastilah sudah menceritakan semua pada Evan.