"Bagaimana kata Dokter?"
"Bisa dibilang, perkembangan kesembuhanku lumayan baik. Memang butuh beberapa waktu sampai benar-benar pulih. Namanya juga patah tulang, Van."
Evan mengangguk mengerti saat Angga menyampaikan hasil checkup-nya pada hari itu. Setelah menyampaikannya, untuk beberapa saat tak terdengar lagi percakapan di antara mereka berdua. Sampai pada akhirnya seorang waiters memecah keheningan, ketika dia datang untuk membawakan pesanan minuman dari Evan dan juga Angga.
Mereka berdua sepakat untuk duduk sejenak di kantin Rumah Sakit, setelah Angga selesai melakukan pemeriksaan. Bukan hanya untuk sekedar melepas dahaga, namun juga ada beberapa hal yang ingin dibicarakan oleh Evan. Khususnya tentang sikap sang sahabat yang membuat banyak orang mengkhawatirkannya.
"Kamu berhutang penjelasan padaku, Ngga." Demikian Evan membuka obrolan.