"Berlin balas pesanku, Van." Demikian jawab Lia, saat Evan menanyakan tentang kejanggalan sikapnya yang seolah sedang menyembunyikan sesuatu dari sang pemuda.
Mendengar pertanyaan itu, tentu saja Evan tak mampu menutupi keterkejutannya. Dengan seketika, dia melepas genggaman tangannya pada sang kekasih sembari menegaskan kembali apa yang didengarnya.
"Serius???"
"Iya. Makanya, aku pamit untuk keluar. Bukan hanya untuk sekedar menanyakan kondisi Angga, tapi juga mau balas pesan Berlin," terang Lia dengan sorot mata serius.
"Kalau begitu, kita duduk di sana aja. Gimana?" tanya Evan sembari menunjuk sebuah tempat duduk yang berada di ruang tunggu dekat lobi. Lia mengangguk setuju, lalu keduanya pun sepakat untuk berbincang di sana.