Sembari menunggu, Evan membuka ponsel untuk memeriksa apakah ada notifikasi pesan maupun panggilan yang masuk khususnya dari Berlin. Namun sayang, pemuda itu harus menelan harapannya. Karena hingga detik itu, ternyata sama sekali tak ada balasan apapun dari sang gadis.
Raut wajah Evan kembali berubah menjadi cemas. Dan hal tersebut, rupanya tak luput dari perhatian Sekar yang mendadak saja muncul ke ruangan tersebut. Dimana saat itu, sang wanita paruh baya telah kembali menemui sang pemuda, untuk menyajikan teh manis hangat beserta cemilan.
"Silakan diminum, Mas Evan." Demikian kata Sekar yang seketka membuat Evan mengalihkan perhatiannya dari ponsel, untuk tertuju kepada Ibu sang kekasih.
"Eh, iya Bu. Terima kasih."
"Sama-sama. Emm ..." Sekar menggantung kalimatnya. Dia ingin menanyakan tentang gerangan apa yang membuat Evan nampak resah. Namun pada akhirnya, dia mengurungkan niatnya untuk bertanya.