Evan dan Lia sudah tiba di tempat parkir dari hotel dimana Berlin menginap. Keduanya keluar dari mobil secara santai dan tanpa tergesa. Seperti sudah saling berjanji, keduanya pun bertemu dengan begitu saja persisi di depan kendaraan. Tanpa kata, si pemuda menatap wajah sang kesayangan, untuk kemudian memberi isyarat dengan mengulurkan tangannya.
"Yuk!" ajak Evan sambil menggandeng tangan Lia yang seketika saja membuat gadis itu tersipu malu.
Lia tak memprotes, bahkan secara reflek dia turut mengeratkan genggaman tangannya pada sela-sela jari Evan. Sebelum masuk ke dalam area restoran, keduanya berjalan beriringan sambil tak melepaskan genggaman walau hanya untuk sedetik saja. Dan sesungguhnya, mereka memanglah nampak begitu serasi bila dipandang oleh mata siapapun.