"Biar Mama saja, Nak," kata Puspa Ajeng, saat Evan hendak menyalakan air dari kran wastafel untuk mencuci piring.
"Tidak perlu, Mah. Lagipula, bukankah kalian akan pulang? Lebih baik Mama bersiap saja, supaya Papa tidak menunggu terlalu lama." Demikian jawab Evan tanpa melihat Puspa Ajeng.
"Stevan ..." panggil Puspa Ajeng lirih, yang pada akhirnya lagi-lagi langsung membuat Evan mendengus seperti tadi. Lalu, dia pun mematikan kembali kran air yang belum lama dinyalakan untuk mencuci piring.
"Kenapa, Mah?"
"Maafkan sikap Papamu, ya?"
"Hmmm ... Mama tidak perlu memintakan maaf untuknya," jawab Evan singkat dengan wajah datar dan tanpa senyum sama sekali.
"Maafkan Mama ya, Nak." Puspa Ajeng kembali meminta maaf. Kali ini, suaranya terdengar agak bergetar karena sambil menahan diri supaya tidak menangis.