"Papa?"
Seketika saja, perhatian Lia serta personil geng SS beralih pada seseorang yang dipanggil Papa oleh Evan. Rupanya, orang itu adalah Jhonatan yang memang sedang mencarinya sedari tadi.
Lelaki paruh baya itu, langsung saja sadar bahwa dirinya tengah menjadi perhatian oleh anak-anak muda itu. Tak mau kelihatan kurang ramah, Jhonatan melempar senyum kepada mereka semua. Juga menyampaikan salam yang seketika membuat mereka membalas salamnya.
"Hmmm ... kenapa belum masuk juga?" tanya Jhonatan ramah yang sukses membuat Lia dan teman-temannya saling pandang satu sama lain.
"Kami sedang menunggu Angga dan Berlin." Demikian jawaban Evan yang membuat lelaki paruh baya itu mengangguk mengerti.
"Tapi, bagaimana kalau Papa membutuhkan kehadiranmu di dalam? Beberapa tamu kolega yang diundang sudah datang dan Papa ingin kamu menemui mereka. Papa rasa, Angga dan Berlin juga tak akan keberatan kalau kamu tak ikut menyambut kedatangannya."