'Evan melamarku?' demikian suara hati Lia, saat mendengar sebuah permohonan dari Evan untuk menerima cincin yang hendak diberikan sang pemuda kepadanya.
Karena masih terkejut oleh permintaan sang kekasih, Lia malah belum dapat memberikan tanggapan apapun. Dan, dia pun hanya bisa menatap cincin itu dalam diam.
Seharusnya, Lia merasa senang saat Evan meunjukkan keseriusannya untuk menjalin hubungan yang berkomitmen dengannya. Dimana hal itu berarti, bahwa sang pemuda memang sungguh-sungguh mencintainya.
Namun meskipun begitu, ternyata masih ada setitik rasa ragu yang terbersit dalam benak Lia. Tapi rasa gamang yang dirasakan sang gadis, bukanlah terkait perasaan cintanya terhadap Evan. Melainkan, lebih kepada statusnya yang masih duduk di bangku kuliah semester enam. Bahkan KKN saja belum dilaksanakan olehnya, lalu akankah dia menikah begitu saja?