Evan berusaha bangkit dari berbaringnya agar lebih leluasa untuk mengobrol dengan kekasihnya. Mengetahui hal itu, dengan sigapnya Lia mengambil kain yang menempel pada kening Evan dan berusaha membantu sang kekasih agar lebih mudah untuk duduk. Karena dalam penilaiannya, Evan terlihat begitu lemah dan kesakitan saat menggerakkan badan.
Setelah memposisikan dan memastikan Evan bisa bersandar dengan nyaman, Lia duduk di tepi tempat tidur sambil mengusap lembut punggung tangan sang kekasih.
"Bandel, ya. Kan belum selesai dikompres," protes Lia namun dengan nada lembut sambil menatap Evan.
"Aku pengin duduk. Nggak nyaman tiduran terus," sahut Evan sambil tersenyum dan dengan suaranya yang terdengar lemah.
"Hmmm ... ada kotak P3K?"
"Ada. Di laci ini," kata Evan sambil menunjuk laci yang berada di sampingnya.