"Ada salam dari Bu Raisa untuk kamu dan juga Personil Geng SS yang lain." Evan membuka obrolan setelah beberapa waktu berlalu tanpa bicara, semenjak mobil yang mereka kendarai keluar dari halaman rumah Lia.
"Owalah, nanti aku chat atau telpon Bunda, deh. Makasih ya," sahut si gadis sambil tersenyum. Namun sepertinya gerak-geriknya masih saja mengisyaratkan makna malu-malu. Karena, hal itu bisa segera saja terlihat dari seringnya Lia menatap keluar jendela kaca mobil yang berada di sampingnya.
"Lia?"
"Ya?" Dengan gerakan agak cepat, Lia menoleh ke arah Evan yang sudah menatap ke arahnya.
"Kamu cantik hari ini." Tanpa diduga, si pemuda malah mengucapkan kata-kata yang sangat mengejutkan hati.
Seketika, kepala Lia langsung saja terasa panas. Sehingga, dia sendiri hampir yakin kalau saat itu wajahnya sudah memerah bak kepiting rebus, akibat pujian yang diberikan oleh Evan padanya.