"Silakan saja, Ngga," sahut Berlin dari seberang sana.
"Sebelumnya, aku minta maaf kalau nanyain soal ini. Emmm ... gimana perkembangan pembicaraan dengan orangtuamu terkait rencana perjodohan itu, Lin?"
Berlin tak langsung memberikan tanggapan atas pertanyaan yang diberikan padanya. Untuk beberapa saat, yang terdengar oleh Angga hanyalah deru napas sang gadis yang seperti berat dan sedikit tersengal.
"Sorry, kamu nggak harus jawab pertanyaan ini. Nggak wajib juga. Hehehe," ucap Angga sambil tertawa garing, karena tak kunjung mendapatkan tanggapan dari Berlin.
"Mereka ... masih menunggu. Lebih tepatnya menunggu Evan menyelesaikan pekerjaannya di situ. Terus, rencana pembatalan perjodohan itu akan kami umumkan secara langsung." Akhirnya, terucap juga jawaban dari gadis tersebut.
Dalam telinga Angga, Berlin menjawab dengan nada tenang namun sarat akan sebuah ketegasan yang terdengar mantap.