Chereads / THE GIFT OF LOVE / Chapter 38 - RENITA ISTRI PENGGANTI

Chapter 38 - RENITA ISTRI PENGGANTI

Makan malam bertiga di sebuah villa Saint Tropez bukan bagian dari rencana Ayu. Dan tuan rumah Marc Maretta, begitu baik dan sopan sekarang padanya.

Tapi ia tetap merasa tidak nyaman dengan semua ini.

Makanan lezat terhidang, sajian minuman dan aneka makanan khas Italia ada di sini walau mereka berada di negeri Perancis. Marc memiliki koki yang handal.

Tapi Ayu tetap saja gugup menghadapi Michael dan sepupunya, seperti para mafia yang ingin menawan dirinya.

Tangannya hanya memainkan garpu di piring makan.

"Makanlah, Rara! Apa kau mau aku suapi?" tegur Michael sebal.

Bibir Ayu langsung merengut.

Marc tertawa melihatnya, "Lihat ke aku saja Rara, dari pada memandang mantan suami, menghilangkan selera makanmu!"

Michael tak senang mendengarnya.

"Berhentilah menggoda, Marc! Kau tak mau, kalau tanganmu patah kali ini!" ancamnya keras.

Sepupunya langsung angkat tangan. "C'mon Michael, aku hanya bersenda gurau. Lagi pula, kenapa kalian berdua tidak jujur saja, jika masih saling menyukai. Pasti Grandpa Marchetti senang kau datang bersamanya!"

Huff--! Pesan itu lagi!

Marc memang datang ke Perancis untuk membujuk Michael agar singgah ke Milan secepatnya.

"Aku akan ke sana bersama Rara, dan putraku Alex!" tukas Michael kesal.

Giliran Ayu menatap marah ke wajahnya.

"Kami tidak akan kemana-mana, Michael! Apalagi mengunjungi keluargamu di Eropa, kita tak ada hubungan lagi. Kau tak usah bersusah payah untuk itu!"

Michael melirik tajam. Ayu Saraswati sangat sulit ditundukkan dirinya saat ini. Tidak ada yang bisa mengalahkan kekerasan hatinya melindungi yang pernah terluka, juga putra satu-satunya.

Ia mengaku kalah kali ini. Hartanya tak bisa membeli kebahagiaan, seberapa besar yang Michael miliki. Ayu tak pernah bergeming karenanya.

Wanita itu membutuhkan hal lain. Mungkin sebuah cinta dan kepercayaan darinya. Mampukah ia memberikan, Michael tak memiliki semua jawabannya.

Marc Maretta menikmati suasana hening dan genting di antara mereka berdua. Ia sengaja memancing suasana menjadi keruh.

Wanita itu mantan istri sepupunya. Kesalahan besar Michael Putra Prasojo bisa dimaafkan atau tidak sama sekali.

"Rara, apa kau ingin berjalan-jalan menyusuri teluk Saint Tropez?"

"No thanks, Marc."

"Berhentilah mengganggunya kau memang sepupu brengsek!"

"Michael! Kau tak perlu menjadi pemberang begitu. Marc Maretta sudah baik menyambut kita di sini, sebaiknya berterima kasih atas semua ini."

"Rara, kau malah membelanya!"

"Terserahlah! Esok pagi, aku akan segera pergi dari sini, jangan pernah mencari aku dan Alex lagi!"

"No way, aku yang akan mengantar kembali ke Paris. Besok kita menghabiskan waktu di Nice, ada beberapa tempat wisata menarik yang bisa kau kunjungi dan melihat istana Monaco dari dekat."

Antara iya dan tidak, Ayu harus menyetujui. Ia tak akan bisa pergi tanpa seijinnya, padahal Michael bukan suaminya.

Kebebasan dirinya tak ada lagi. Niat berlibur menjadi kacau balau setelah bertemu pria menyebalkan itu.

Ia harus merencanakan pergi dari sisinya sebelum semua terlambat.

Sebelum ada banyak ancaman dan masalah menghadang.

***

"Papa, mengapa aku dan Arjuna tidak boleh ikut ke Paris untuk melihat kakakku?" tanya Renita ingin tahu.

Tuan Brotoseno menggeleng keras.

"Tidak Renita! Kalian tidak perlu melihat keburukan yang dilakukan Rara selama ini. Cukup Papa dan Mamamu berangkat ke sana, kakakmu itu harus diberi pelajaran. Banyak masalah yang terjadi karena ulahnya!" jawab Tuan Brotoseno tegas.

Wajah Renita dan Arjuna langsung menekuk. Keinginan jalan-jalan ke Eropa hilang sudah.

Nyonya Nurmala membujuk mereka dengan banyak hadiah souvenir mahal setelah pulang dari Paris.

Selesai sudah masalah, tak ada rengekan dari dua anaknya.

"Papa sudah bilang ke Irwan, kita akan ke sana?" desak Nyonya Nurmala.

Suaminya menggeleng lagi.

"Jika aku beri tahu, Rara akan pergi kabur lagi! Biarkan saja menjadi kejutan besar baginya. Kita ingin tahu seperti apa kehidupan anak brengsek itu, dan putranya sekarang!" tukasnya kesal.

Istrinya juga penasaran. Putri sulungnya sudah lama meninggalkan keluarga, sejak pernikahannya yang memalukan.

Mereka tidak mau tahu tentangnya lagi, tak mau mengundang Rara dalam setiap acara keluarga.

Intinya, orang tua itu merasa malu. Dan kini rasa malunya tak tertahankan!

Putra sulung Tuan Prasojo dan Nyonya Catarina pernah menikah dengan putrinya tanpa persetujuan mereka semua.

Benar-benar membuat emosi keluarga Tuan Brotoseno.

"Papa, cobalah kau dekati lagi Prasojo agar kontrak kerja sama ditandatangani olehnya. Jika Rara tidak baik bagi putra sulungnya, mungkin------," kalimat Nyonya Nurmala tergantung.

Tuan Brotoseno langsung melirik ke istrinya. "Apa maksudmu, Mala-?"

Senyum manis namun licik, terlukis di bibir Nyonya Nurmala.

"Kita mendapatkan kontrak itu secepatnya, jika memberi sesuatu menjadi pertimbangan mereka. Masih ada Renita, putri cantik kita. Jikalau Michael menolak, dua putra dari Tuan Brotoseno masih bisa meminangnya!"

Jawaban penuh keyakinan.

Suaminya ikut mengangguk setuju. Ide bagus mengikat dua keluarga serta harta kekayaan mereka agar tidak kemana-mana lagi.

Cukup Rara menjadi batu loncatan agar bisa menghasilkan sesuatu yang lebih besar lagi. Kesalahan harus dibayar setimpal, akibat kebodohan putrinya.

Prasojo dan Catarina teman bisnis lamanya. Hal yang sangat fatal karena masalah Rara mengakibatkan hubungan persahabatan dan bisnis mereka merenggang.

Belum ada tanda-tanda keduanya menerima kedatangan Brotoseno. Dan beberapa kali sekretarisnya menghubungi ke kantornya, selalu jawaban sibuk tidak menerima tamu atau sedang keluar kota dan luar negeri menjadi alasan penolakan.

Prasojo menutup komunikasi dengannya, masih sakit hati atas masalah yang pernah terjadi antara Michael dan Rara di masa lalu.

Sebaiknya memang putrinya menjauh dari keluarga Prasojo selama-lamanya.

Renita, putri keduanya akan diperkenalkan sebagai istri pengganti Rara.

Michael pun tidak jadi menikah dengan Veronica. Status keduanya masih sendiri.

Banyak kesempatan bagi Renita dan Michael memulai masa depan jika mereka berdua sama-sama menginginkan pernikahan.

Tuan Brotoseno pun memanggil putrinya.

Mengungkapkan ide yang sangat bagus demi meluluhkan kolega bisnisnya.

"Ren, apakah kau mau, jika kami jodohkan dengan putra Prasojo dan Catarina?"

Renita tergagap. Ia masih muda hanya ingin kebebasan tanpa memikirkan sebuah pernikahan.

"Papa, bagaimana sih Renita kan masih kuliah, masa disuruh menikah!" cetusnya sebal.

"Michael itu punya segalanya, sayang! Jika kau ingin sebuah mobil, apartemen atau jalan-jalan ke Eropa, putra Prasojo itu mampu memberikan apa yang kau mau," bujuk Tuan Brotoseno lembut.

Mata Renita melebar kegirangan. Ia butuh pria yang bisa memenuhi keinginan dan kebutuhannya.

Yang segalanya ada, sesuai gaya hidupnya suka bermewahan.

"Tapi Michael itu mantan suami Rara, Pa! Mungkin saja mereka berdua ingin rujuk kembali, dan Renita tidak bisa berbuat apa-apa lagi," sahutnya tidak percaya diri.

Nyonya Nurmala langsung mengelus puncak kepalanya, mengusap rambut panjangnya.

"Tenanglah sayang, kami akan perjuangkan untukmu, jika kau setuju. Rara tidak boleh kembali dengan Michael. Mereka tidak cocok satu sama lain, kau lebih baik darinya, figur wanita yang sesuai dicari oleh putra sulung Tuan Prasojo!"

Ketika Renita mengangguk setuju, lega sudah kedua orang tuanya. Kini tahap berikutnya memperingatkan Rara agar menjauh dari mantan suaminya.

Tiada harapan lagi Michael Putra Prasojo rujuk kembali. Tuan Brotoseno dan Nyonya Nurmala menentangnya kemudian menyodorkan putri keduanya, Renita sebagai istri pengganti Rara.

Rencana yang sempurna, membuat mereka tak sabar ingin secepatnya pergi ke Paris.

***