"Mama dari mana saja?" Suara ketus Renita menyambutnya di depan pintu.
Nyonya Nurmala beralasan sibuk berbisnis di luar setelah suaminya Brotoseno terserang stroke dan lumpuh sebagian tubuhnya.
"Biasalah sayang, Mama kan sekarang tulang punggung keluarga mencarikan kalian uang untuk pengobatan Papa dan kuliah kalian!"
Lalu duduk di sofa, meletakkan tas dan melepaskan sepatu. Teriakan melengking dari mulutnya, memanggil asisten rumah tangga supaya membawakan minuman.
Renita duduk tak jauh darinya.
Masih curiga dengan kebiasaan ibunya berangkat pagi sekali, kemudian pulang petang. Dandanan seperti wanita muda padahal sudah setengah abad lebih usianya.
"Mama bisnis apa di luar? Bukankah kolega Papa tak ada lagi sejak perusahaan itu bangkrut?" selidik putri sulungnya sekali lagi.
Nyonya Nurmala tak terima dicurigai oleh anaknya sendiri. Kontan saja marah tanpa sadar diperhatikan oleh kedua orang tua kandung di belakang punggungnya.