Pertemuan penting di kediaman Tuan Prasojo.
Nyonya Catarina bersuara tegas dan keras seperti biasanya, darah sang mafia tua Papa Marchetti benar-benar mengalir di hidupnya.
"Pulanglah ke Milan, Michael-! Bawalah Alex supaya selamat dijauhi keturunan Brotoseno brengsek! Tak aku sangka, Renita dan ibunya membenci keluarga Marchetti sebegitu dalam karena terusir dari Puri Lombardy!"
Tuan Prasojo menepuk pelan ke punggung tangan istrinya agar tenang.
"Ayolah, Rina-! Jangan membuat aku kena serangan jantung mendengar kemarahanmu, tak baik demi kesehatan kita, sayang!"
"Ishh- Pras, aku tuh sedang emosi!" kecam istrinya kesal.
"Kecantikanmu hilang kalau lagi emosi seperti itu, apa lebih baik ku tinggal tidur saja supaya hatimu lebih tenang?" goda Tuan Prasojo.
Ketiga putranya tertawa geli. Begitu juga dua keponakan Marc dan Ben tak bisa menahan tawa melihat sikap mereka.
Pasangan paruh baya yang terlihat kejam tapi hangat dan romantis di dalam.