Benar saja, hal-hal berkembang seperti yang diharapkan Cantika. Banyak penduduk desa menghormatinya. Mereka yang menghormatinya, tidak lagi menghina ibunya. Mereka juga tidak menganggap bahwa Sukma yang semua anaknya adalah perempuan adalah wabah yang menular. Mereka menyapanya dengan senyuman.
Selain itu, Silvia juga belajar membuat roti dari Cantika. Cantika tahu bahwa Silvia ingin membuat roti dan menjualnya ke kota, jadi dia mengajari wanita itu dengan sangat hati-hati dan bahkan membantunya cara membuat kukusan.
Silvia bersyukur sekali mendapat bantuan dari Cantika. Jika dia memiliki sesuatu yang enak, dia akan membawakan hal itu untuk Cantika dan keluarganya. Dia juga berhasil menjual kodok dengan total 300 rupiah dalam sekali menangkap kali ini. Tiga ratus rupiah, baginya bukanlah jumlah yang kecil, cukup untuk uang sekolah dua
anaknya.