Mayang datang dengan tergesa-gesa, jika tahu akan terjadi hal seperti ini, mungkin dia akan mengantar Amelia pulang tadi sore.
Jalanan yang macet ditambah cuaca yang tiba-tiba saja mendung dan turun hujan lebat membuatnya semakin terlambat untuk datang. Setibanya di sana, semua orang tengah menunggu dengan resah, tertunduk lesu meratapi kepergian harapan tanpa banyak berkata-kata.
"Mam, Robi, bagaimana?"
"Dari mana saja kamu, ha? Bukankah petang tadi aku sudah memintamu mengajaknya pergi?" desis Yustina dengan sorot matanya yang tajam.
"Tadi sore dia ikut kok, Mam."
"Lantas, bagaimana bisa seperti ini?"
"Amelia izin pulang lebih awal, dia bilang merasa kurang enak badan, jadi ... aku izinkan."
"Bodoh!" bentak Yustina seraya mendelik tajam "Bagaimana bisa kamu izinkan dia pulang sendiri, ha?!"
"D-dia yang memintanya, Mam."
"Astaga May ... kenapa kau jadi bodoh seperti ini? Sekarang anak dalam kandungannya tidak selamat, kau mau bagaimana, ha?!"
