Dengan sisa tenaga yang ada, Amelia bangkit dari ranjangnya. Rasa lelah dan sakit mulai terasa di sekujur tubuhnya yang basah oleh keringat dan cairan cintanya dengan David.
Dia menelan salivanya yang terasa kering, rasa dahaga mulai terasa. Amelia bangkit meraih kimono miliknya, lalu berjalan keluar hendak memanggil Narsih dan keponakannya.
Suasana rumah begitu hening, dia pun heran karena tidak biasanya seperti ini. Dia mengedarkan pandangan, namun tidak mendapati seorang pun melintas di lantai atas.
"Bi!" serunya seraya mengikat rambut yang basah.
Tidak ada seseorang pun yang menyahut. Amelia penasaran, dia turun untuk melihat sedang apa para pembantunya itu.
Namun, matanya terpaku saat melihat rumah berantakan. Laci meja beberapa tempat terbuka, bahkan kotak berkas-berkas milik sang suami berserakan di lantai.