Di tempat lain, Vin dan Sifeng telah sampai ke sebuah lorong buntu.
"Jalan ini buntu, Vin!" tanya Sifeng, panik. Sifeng bingung kenapa Vin membawanya menuju jalan buntu.
"Tunggu dan lihat ini, Sifeng Bro!"
Vin menekuk semua jarinya, kecuali jari manis. Vin menyentuh dinding itu menggunakan jari manisnya, setelah Vin merapalkan beberapa mantra.
Seketika itu juga, dinding marmer di depan mereka berubah menjadi sebuah pintu menuju suatu ruangan.
Vin menoleh ke sekeliling lebih dulu, berharap tidak ada yang mengikuti mereka.
"Ayo masuk, Sifeng Bro!" Vin memerintah. Vin menarik tangan Sifeng sekali lagi. Mereka sama-sama masuk ke ruangan yang bernama 'Goa Ilusi' itu.
Lalu, Vin menutup pintu tadi dengan menekuk jari manisnya yang mengacung tadi. Pintu tadi, kini berubah menjadi dinding marmer kembali. Sama seperti sebelumnya.
Mereka diam sejenak untuk mengatur napas mereka yang terengah karena terus berlari.