Pemuda yang tulang ekornya baru saja menghantam tanah begitu keras, memekik kesakitan. Benar, dia adalah Zhang Sifeng. Sifeng mendongak ke arah pria yang baru saja menurunkannya secara kejam.
"Zarius! Bagaimana itu bisa kamu bukan Yushen?" Sifeng memekik tak percaya mendapati pria yang menggendongnya ternyata bukan kakaknya, melainkan orang lain.
Pria yang dipanggil 'Zarius' berjongkok di depan Sifeng. Ia menepuk-nepuk pucuk kepala Sifeng.
"Banyak hal yang terjadi selama kau tertidur, Sifeng. Aku akan menjelaskannya setelah kita sampai di tempat ibuku." Zarius memutuskan. "Oh iya, kau sudah bisa berjalan sendiri, 'kan?" lanjutnya.
Sifeng mengangguk sejenak. Ia merasakan nyeri pada telapak tangannya. Di sana telapaknya masih terlilit perban tebal. Darah juga masih merembes dari telapak tangannya.
"Aakkh, luka apa ini?" lirih Sifeng, tidak mengingat apa pun.