Chereads / Meteorite Jade's Scandal (Bahasa) / Chapter 3 - Mencuri Dengar

Chapter 3 - Mencuri Dengar

Setelah peristiwa tembakan itu, aku sudah sangat yakin bahwa aku telah tewas saat ini. Namun, kenyataannya belum.

Saat aku tersadar, aku sudah berada di sebuah ruang bertirai hijau. Sudah ada Sifeng juga di sampingku. Entah bagaimana caranya ia dapat menemukan tubuhku. Padahal sebelumnya, aku pergi ke sungai yang sangat jauh dari keramaian. Bahkan, mungkin aku telah kehilangan banyak darah karena tembakan itu.

Intuisi. Ya, Sifeng berkata ia mengikuti intuisinya. Aku tak semudah itu percaya. Sejak kapan ia memiliki intuisi seperti itu?

Dan ikatan batin seorang adik, begitu juga ia beralasan. Adik dari mana? Bahkan, kami tidak memiliki hubungan darah apa pun.

Baiklah, mungkin Tuhan menyuruhku untuk menebus semua kesalahan. Aku dirawat beberapa minggu di rumah sakit. Seperti sebelumnya, hanya Sifeng dan Zhishu yang menemaniku.

Tapi lebih dari keadaanku, aku lebih mengkhawatirkan keadaan Sifeng. Saat itu, untuk pertama kalinya aku khawatir terhadap Sifeng.

Dia menghabiskan seluruh waktunya di rumah sakit. Sifeng tidak pernah pulang lagi ke apartemennya ataupun ke Rumah Utama Zhang.

Sejak mengetahui dia bukan Zhang Sifeng yang asli, dia seolah tidak punya tujuan hidup.

Aku mengamatinya, dia jadi sering melamun. Entah apa yang Sifeng lamunkan, aku tidak tahu.

Pernah suatu malam, tidak sengaja aku mendengar curahan hati Sifeng pada Zhishu, saat mereka menungguku di depan ruang rawat.

"Zhishu, apa kau membenciku?"

"Tidak. Untuk apa?"

"Aku pria yang menyedihkan, Zhishu. Aku belum sempat membalas kebaikan keluarga Zhang terhadapku, karena telah merawatku sejak kecil.

Selama ini, yang kulakukan hanya marah-marah. Tapi, itu kulakukan karena ingin mendapat perhatian mereka. Berharap suatu saat, Papa, Mama dan Lian Jie akan menyayangiku dengan tulus.

Kalau sejak awal, aku tahu aku bukan keturunan Tuan Zhang, pasti ini akan lebih mudah bagiku."

"Jangan salahkan dirimu, Sifeng! Kau dan Yushen hanya korban di sini."

"Memang benar, Zhishu. Tapi, seharusnya Yushen tidak membiarkan hidupku tenang. Aku yang mengambil tempatnya dan menyebabkan kakak angkatnya bunuh diri.

Seharusnya, dari awal Yushen melenyapkanku atau minimal mengajakku berkelahi. Tapi, kau tahu, Zhishu? Dua tahun terakhir ini, aku merasa Yushen selalu menjagaku. Maka dari itu, mulai saat ini, aku akan membalas kebaikan Yushen."

Entah kenapa, saat mendengar itu, aku merasa sedikit tersentuh. Bahkan, Sifeng tidak pernah menyadari bahwa akulah yang mencoba melenyapkan dia saat di Jepang.

Sifeng terlalu polos atau bodoh? Sungguh, aku mulai menyesal atas apa yang selama ini kulakukan pada Sifeng. Mataku telah dibutakan oleh balas dendam. Aku seharusnya tidak menaruh dendam juga pada Sifeng. Sifeng adalah korban, sama sepertiku.

Namun, entah kenapa. Aku sangat membenci pemuda bertubuh tinggi itu

Aku kembali mendengarkan percakapan Sifeng dan Zhishu.

"Lalu, apa yang akan kau lakukan setelah ini, Sifeng?" Itu suara Zhishu. Aku masih berdiri di balik pintu untuk mendengarkan percakapan mereka.

"Entahlah ... mungkin aku akan mulai mencari pekerjaan setelah ini. Misalnya, menjual dimsum di pinggir jalan mungkin. Hahaha, menyedihkan bukan?"

Aku benar-benar tak menyangka, Sifeng yang berucap seperti itu. Sifeng yang selama ini memiliki harta melimpah, ia akan mencari pekerjaan? Sungguh sulit dipercaya.

"Kenapa tudak kembali ke ibumu yang ada di Jepang?" Itu saran dari Zhishu.

"Cih! Aku muak jika mendengar kata Jepang, Xiao Shu. Ibuku tidak pernah menginginkanku. Kau ingat penjual mie ramen saat kita berada di Jepang dua tahun lalu?"

"Hhmm."

"Ya, itulah ibu kandungku. Bahkan, ia sama sekali tidak mengenaliku. Menyedihkan memang.

Tapi, saat kecil aku sering mengalami benturan pada kepala karena ibuku. Jika ibu marah, ia selalu memukulku dan membenturkan kepalaku ke pinggir ranjang.

Aku tidak tahu, kenapa ia melakukannya. Saat aku dibawa ke keluarga Zhang, aku kira aku akan menemukan keluarga yang menyayangi. Tapi salah. Mereka sama saja seperti ibu kandungku. Mereka tidak pernah menginginkan diriku ada di antara mereka."

"Sudahlah! Kau harus kuat, Sifeng! Jika tidak ada yang memberimu alasan untuk bertahan, setidaknya bertahanlah untuk dirimu sendiri!"

"Terima kasih, Xiao Shu! Kau mengingatkanku pada Xiu Xiu. Sebenarnya, aku butuh seseorang sepertimu di sisiku. Itu akan membuatku menjadi orang yang baik-baik saja."

"Ah iya, selama hampir satu bulan ini kau berada di rumah sakit. Kau juga terlihat sangat pucat dan kelelahan. Pulanglah! Aku akan menjaga Yushen di sini."

"Huh? Pulang katamu? Pulang ke mana? Aku sudah tidak punya tempat tinggal, Xiao Shu. Bahkan, untuk makan saja aku mengambil jatah makanan Yushen dari rumah sakit ini."

"Kau serius dengan yang kau ucapkan, Sifeng?"

"Hahaha, aku sudah miskin dan tidak punya siapapun lagi di dunia ini, Xiao Shu. Aku hanya tinggal menunggu ajal menjemputku."

"Ssstts! Jangan bicara seperti itu! Aku tak suka, Sifeng!"

"Aakkhhh!"

"Hey, kau kenapa? Kepalamu sakit lagi?"

"Aku merasa sedikit pusing. Mungkin karena aku belum makan sejak tadi pagi, hehehe."

"Astaga! Kenapa tak bilang dari tadi? Tunggulah! Aku akan membelikanmu makanan di kantin."

"Terima kasih banyak, Zhishu."

Setelah itu aku mendengar langkah kaki Zhishu menjauh. Dan langkah Sifeng menuju kamarku kembali. Aku buru-buru kembali ke ranjang sebelum ketahuan mencuri dengar.

Bersambung ....