Sifeng kini duduk di atas tubuh lelaki itu, yang ternyata adalah Zhang Yushen. Sifeng tertawa seolah tidak percaya pada apa yang dilihat Sifeng saat ini.
Sifeng berpindah dan duduk di tanah berumput, yang berada di pinggir jalan. Sifeng menarik kakaknya untuk terduduk.
Setelah itu, Sifeng memeluk Yushen, begitu erat. Sifeng menaruh dagunya di pundak Yushen. Sifeng merasa terharu dan masih tidak percaya, Zhang Yushen sampai menyusul Sifeng ke Jepang.
"Yushen Ge, aku sangat merindukanmu. Aku terluka tanpamu, Yushen Ge," lirih Sifeng sambil masih memeluk lelaki yang selama ini melindunginya, secara erat.
"Astaga! Lepaskan aku, Bodoh! Kau lupa kita sedang di mana, Bodoh? Kita sekarang sedang di pinggir jalan, A-Feng! Semua orang akan salah paham pada kita jika kelakuanmu seperti ini!" bentak Yushen, sambil berusaha lepas dari pelukan Sifeng.
Zhang Sifeng menggeleng, masih tidak perduli pada ocehan saudaranya. Sifeng butuh seseorang sebagai sandaran saat ini.