Zhang Sifeng telah tiba di apartemen setelah beberapa hari perawatan.
Gil dan Vin membuat pesta kecil-kecilan untuk menyambut kepulangan Sifeng.
Zhang Yushen yang memasak hidangan untuk pesta kecil saat ini. Masih sama, telur dadar agak gosong ala Chef Yushen.
"Oh ayolah, Yu Gege! Aku bosan memakan telur dadar buatanmu terus! Kenapa tidak pesan makanan siap saji saja, heh?" Sifeng memprotes.
"Sudahlah! Makan saja, A-Feng! Ini lebih sehat dari makanan siap saji. Kamu tahu 'kan?!"
Yushen menjejali mulut Sifeng hingga penuh.
Gil dan Vin masih dengan makanannya yang aneh. Ya, beberapa tangkai bunga tulip tentunya.
Sifeng dan Yushen bahkan tidak terlalu memikirkan keanehan Gil dan Vin. Bagi mereka, Gil dan Vin memakan bunga pun tidak apa-apa. Jadi, Sifeng dan Yushen tidak perlu memberi mereka makan.
"Oh iya, aku ingin mengajak kalian ke pembukaan hotel baru perusahaan kami. Besok. Pastikan kalian tampil sangat tampan, ya? Saya akan memperkenalkan kalian sebagai kerabat jauh kami," ajak Yushen pada Gil dan Vin.
"Kamu tidak mengajakku, Yu Gege?" bantah Sifeng. Sifeng sambil berusaha menelan makanan yang sudah memenuhi mulutnya, meski itu terasa sedikit pahit.
Salahkan Yushen yang menjejali mulut Sifeng hingga penuh dan Sifeng sulit mengunyah saat ini.
"Hahaha ... kamu ingin hadir dengan wajah pucat dan kepala yang masih diperban seperti ini, heh? Beristirahatlah saja, A-Feng! Saat ini, kamu tidak terlihat keren untuk saya perkenalkan sebagai adik," ejek Yushen.
Yushen melihat wajah adiknya yang masih terlihat pucat dengan bibir yang masih memutih.
Sifeng langsung cemberut. Sifeng begitu kesal terhadap kakaknya yang sok tampan itu.
"Baiklah, lagipula kekuatan Vin juga berangsur pulih. Mungkin beberapa minggu lagi, kami akan pulang ke tempat asal kami. Jadi, sebisa mungkin kami manfaatkan waktu yang tersisa," jawab Gil.
"Gil Brother, kita bisa mengubah gaya rambut kita seperti kebanyakan manusia di sini, boleh?"
Vin sangat antusias. Vin merasa jika tampilannya selama ini berbeda dengan kebanyakan manusia.
Tentu saja. Rambut panjang Gil dan Vin berwarna putih keperakan, belum lagi kulit mereka yang terlihat putih pucat.
Gil tersenyum lembut pada HIS little brother.
"Lakukan apapun yang kamu inginkan, Vin!" Gil membelai rambut panjang Vin.
Sifeng semakin cemberut. Bahkan kini mungkin bibirnya dapat mudah dikuncir. Sifeng merasa jika Yushen itu tidak adil. Bukankah perusahaan itu milik Zhang Sifeng juga? Tapi, kenapa malah dua pria asing yang Yushen ajak ke pesta pembukaan hotel, bukan Sifeng? pikir Sifeng.
Yushen yang melihat tingkah aneh Sifeng, malah tertawa.
"Hahaha, baiklah! Kamu juga bisa datang, A-Fg. Tapi, tutupi kepalamu dengan topi atau apa pun itu!" Yushen coba menghibur.
Ada senyuman kemenangan pada bibir Sifeng.
"Terima kasih, Yu Gege!" seru Sifeng sambil memeluk his elder brother.
Zhang Yushen tertegun. Yushen masih tidak percaya atas apa yang dilakukan his little brother, saat itu.
Apa ini efek benturan pada kepala Sifeng?
Yushen menjitak kepala Sifeng dengan keras, kemudian mendorong Sifeng hingga Sifeng jatuh terjungkal ke lantai.
"Arrgh ... ini masih sakit, Zhang Yushen!" Sifeng mengeluh sambil memegang kepala dan mengusap tulang ekornya yang sakit. Akibat menghantam lantai, begitu keras.
"Hahaha, maaf, aku lupa. Lagipula, sejak kapan kamu mulai tergoda akan ketampananku, My Little Bro?" Yushen menyipitkan mata.
"Najis! Asal kamu tahu saja, aku hanya meniru gaya Vin. Vin selalu memeluk his elder brother untuk menunjukkan rasa sayang. Bahkan, sang kakak akan balas mencium kening Vin." Sifeng melirik ke arah Vin.
Vin malah membuang muka dan seolah tak tau apa-apa.
"Oh ... begitu? Baiklah, aku juga ingin menciummu, Adikku Tersayang."
Yushen bersiap memajukan bibirnya mendekatkannya ke pipi Sifeng.
"Sumpah! Itu menjijikkan, Zhang Yushen! Jangan dekat-dekat denganku, Brengsek! Aku ini masih normal, Sialan!" teriak Sifeng. Sifeng merasa geli diperlakukan seperti itu oleh Yushen.
Sifeng kini berlari menuju ke kamar, dan dikejar oleh Yushen.
Gil dan Vin hanya tertawa melihat kelakuan dua bersaudara itu. Kadang sangat akur, kadang juga bertengkar karena hal sepele. Bahkan pernah saling berkelahi.
***
Besok paginya, semua sudah bersiap menghadiri peresmian Hotel Zhang Group cabang Guangzhou. Ini adalah Hotel Zhang Group pertama yang berdiri di tanah Guangzhou ini.
Zhang Yushen sudah bersiap. Ia memakai kemeja putih, jas single breasted, dasi berwarna silver. Pakaian itu sangat pas di tubuh kekar Yushen.
Sifeng tidak kalah tampan dari his elder brother. Saat ini, Sifeng memakai kemeja bercorak, jas double breasted. Pakaian itu juga sangat cocok di tubuh Sifeng yang tinggi tegap.
Gilbert Greyrat memakai kemeja putih, jas tuxedo lengkap dengan dasi kupu-kupunya.
Dan Vincent Greyrat memakai kaos putih dan blazer warna biru, penampilan Vin lebih kasual dari yang lainnya.
Oh iya, lihat rambut Gil dan Vin! Dengan mudah, mereka bisa mengubah rambut panjang mereka menjadi pendek. Tentu saja, itu sangat mudah bagi mereka.
Bahkan, rambut mereka sebelumnya juga berwarna putih keperakan, kini menjadi hitam legam.
Kini Sifeng dan Yushen sudah terbiasa dengan sihir-sihir Gil dan Vin. Jadi, mereka sudah tidak heran melihat penampilan kedua makhluk itu, yang sering berubah-ubah.
Keempat pria tampan itu keluar dari mobil ferrari keluaran terbaru milik Zhang Yushen. Semua mata tertuju pada mereka. Empat pangeran tampan, semua menyebut mereka.
Para wartawan langsung mengerumuni mereka. Zhang Group adalah salah satu perusahaan di China ini. Perusahaan ini menangani pembangunan hotel, taman bermain dan konstruksi lainnya.
Bahkan, setelah buka cabang di beberapa kota besar di China ini, grup ini semakin mengepakkan sayapnya. Seluruh media massa China, bahkan mulai tertarik menguak rahasia dibalik Zhang Group.
"Yu Ge, kenapa kamu tidak bilang wartawan juga ada di sini, heh?" bisik Sifeng.
"Bukankah kemarin aku sudah bilang, kalau kalian harus tampan, huh? Secara tidak langsung, aku juga mengatakan jika akan banyak tamu di acara ini, A-Feng." Yushen berucap sambil tersenyum tipis.
"Tapi ... tapi ... ah sudahlah! Lagipula aku masih tampan, walau dengan topi yang sungguh tidak matching dipadukan dengan jas ini, hehehe," Sifeng tersenyum, memuji dirinya sendiri.
Gil dan Vin terlihat gugup. Selama di Dunia Manusia ini, mereka belum pernah berhadapan dengan orang sebanyak ini. Jadi, dua makhluk asing itu terlihat sangat gugup di tengah-tengah kerumunan banyak orang.
"Kalian tenang saja! Bertingkahlah seperti yang aku ajarkan kemarin malam, mengerti?" Yushen menginterupsi.
Yushen menjawab setiap pertanyaan yang diajukan para wartawan. Yushen juga memperkenalkan Gil dan Vin sebagai kerabat jauh mereka.
Sesi pemotongan pita merah akan segera di mulai.
Yushen berdiri bersebelahan dengan Sifeng. Gil dan Vin ada di belakang mereka.
"Silahkan potong pitanya, Wahai Para Pangeran Zhang Group!" Aba-aba dari Manager Huo.
Yushen dan Sifeng memotong pita itu bersama-sama. Riuh tepuk tangan undangan, semakin memeriahkan acara pagi hari ini.
Mereka kemudian menuju halaman belakang hotel. Di sinilah tempat diadakannya pesta yang sesungguhnya. Ada tempat bermain juga di halaman hotel ini, sangat cocok bagi pengunjung yang memiliki anak kecil.
Eh tunggu, lihatlah!
Gil dan Vin mencoba naik kuda-kudaan dari kayu. Oh, begitu manis mereka. Mungkin di tempat mereka berasal, tidak ada mainan semacam itu. Mereka seperti pria yang masa kecilnya kurang bahagia.
Yushen dan Sifeng tertawa terpingkal-pingkal melihat tingkah kedua makhluk asing itu, yang terlihat seperti bocah.
Sepertinya, Zhang Yushen gagal mengarahkan mereka untuk bertingkah wajar, seperti manusia normal.
Untung saja para wartawan dan undangan tidak ada yang menyadari. Mereka sibuk menikmati hidangan pesta.
"Wuahahaha ... sepertinya di dunia alien tidak ada permainan seperti itu, Yushen." Sifeng tertawa sambil memegangi perutnya.
Ini sungguh konyol, Sifeng merasa seperti sedang melihat sirkus.
Yushen hanya bisa menahan tawa.
Setelah beberapa saat, Gil dan Vin menghentikan permainannya dan bergabung dengan Yushen dan yang lain.
***
Beijing, China.
Tuan Zhang menyaksikan acara pembukaan hotelnya pada saluran Nasional.
Senyuman terpatri di wajah tampan Tuan Zhang yang tidak termakan usia. Tuan Zhang sangat bangga melihat kedua pangeran itu berhasil mengurus perusahaan dengan baik.
Tayangan itu menyorot jelas wajah Yushen dan Sifeng.
Dalam layar kaca, tiba-tiba topi Sifeng terjatuh dan terlihat kepalanya yang masih diperban tebal.
Senyum Tuan Zhang menghilang seketika. Kini hanya kepanikan yang terpancar dari wajahnya.
"A-Feng, apa yang terjadi padamu, Son?" Suara Tuan Zhang bergetar.
Tuan Zhang buru-buru mencari ponsel, berharap segera dapat penjelasan dari Yushen.
***
Suatu hal yang berharga tidak akan bisa dibeli dengan kekayaan yang kita miliki.
Ini tidak ubahnya dengan 'waktu'. Waktu adalah hal yang sangat berharga. Kalau saja waktu bisa dibeli dengan uang, mungkin Tuan Zhang akan membelinya dan kembali ke waktu dimana ia masih melihat anak-anaknya saat kecil.
Mungkin kini terlambat untuk mengubah semua. Namun, Tuan Zhang berusaha menjadi lebih baik dan baik lagi.
Ingatan Tuan Zhang terpaku pada kejadian 10 tahun lalu, di saat ia mengusir Yushen Kecil dan membawa Sifeng Kecil ke kediaman utama Zhang.
Tidak tahu kenapa, Tuan Zhang merasa menjadi manusia paling kejam saat itu.
Tuan Zhang mempercayai semua konspirasi yang direncanakan Nyonya Wang.
Nyonya Shin menukar Yushen, anak kandung Tuan Zhang dengan anak lain.
Dan sungguh kebetulan Manager Huo mengetahui masa lalu Tuan Zhang.
Manager Huo mencari anak kandung Tuan Zhang yang lain, dan mengatakan pada Nyonya Wang bahwa anak itu diambil dari panti asuhan.
Sungguh rumit memang masalah orang dewasa itu. Di saat itu, Tuan Zhang tanpa sengaja melukai dua putra kandungnya, dalam waktu bersamaan.
Walau kini Yushen dan Sifeng telah memaafkan Tuan Zhang, tapi rasa bersalah itu tetap ada.
Kata "ayah" seolah tidakk pantas disandang oleh Tuan Zhang.
Bagaimana tidak, he sungguh menelantarkan kedua anaknya. Hanya Zhang Group yang ia pentingkan selama ini.
Namun, di masa tuanya kini Tuan Zhang ingin berubah. Walau sangat terlambat, tapi Tuan Zhang ingin memberikan kasih sayang yang tulus pada dua buah hatinya.
Buah hati dari wanita-wanita yang sangat Tuan Zhang cintai. Tuan Zhang memang bukan lelaki yang baik.
Tuan Zhang menanam benih di dua wanita yang berbeda. Namun, sungguh itu hanya upaya dia untuk membalas atas pengkhianatan Nyonya Wang.
Meski pada akhirnya Tuan Zhang benar-benar jatuh hati pada ibu dari Yushen dan ibunya Sifeng.
Rumit. Orang kaya memang rumit.
Tuan Zhang menghubungi seseorang.
"A-Shen! Ini papa."
"Iya, Papa." Suara dari seberang telephone.
"Ceritakan pada papa! Bagaimana bisa adikmu jadi seperti itu, huh?"
Tak ada jawaban beberapa menit.
"Maafkan aku, Papa!" suara Yushen terdengar begitu menyesal.
Tuan Zhang masih terdiam, menunggu Yushen melanjutkan kalimatnya.
"A-Feng mengalami sedikit kecelakaan. A-Feng diserang segerombolan pemabuk. Dan demi menyelamatkanku, he malah terluka."
Tuan Zhang masih terdiam. He menyesal kenapa menuruti kata-kata Sifeng. Tuan Zhang menarik kembali mata-mata yang ditempatkan di Guangzhou karena paksaan Sifeng.
"Papa? Apa papa mendengar saya?" tanya Yushen.
"Ini peringatan bagimu, A-Shen! Kalai terjadi seperti ini lagi, papa akan membawa A-Feng pulang ke Beijing atau bahkan mungkin memulangkan A-Feng ke Jepang."
Kata-kata Tuan Zhang tegas hingga membuat Yushen semakin tak kuasa membela diri.
Tuan Zhang hanya menggertak. Tidak mungkin juga dia akan tega membuang Sifeng ke Jepang, bukan?
To be continued ....