"Gege, terkadang aku merasa takut jika suatu saat aku yang lebih dulu pergi dari dunia ini, kau akan terluka. Aku tahu kepribadianmu yang selalu menyalahkan dirimu ketika aku mengalami celaka.
"Maka, aku akan berdoa pada Tuhan, semoga saat aku pergi dari dunia ini untuk selamanya, kau tidak berada di sisiku." Roh Sifeng mendongak, menahan air mata. Dia tak akan membiarkan lagi air mata itu lolos kembali menuruni pipinya.
"Dan saat itu juga, aku berencana untuk ikut ke mana pun kau pergi, Bodoh! Karena selama ini kita selalu bersama, 'kan?" ucap Yushen, datar. Sebenarnya, dia hanya bercanda.
"Hey, mana boleh seperti itu, Lao Yu?! Bukankah kau yang bilang 'kita datang dan pergi dari dunia ini sendiri, A-Feng'. Kenapa sekarang jadi pergi ramai-ramai, huh?" ketus Roh Sifeng.
Padahal, yang ditangkap oleh Yushen adalah ketika Sifeng ingin pergi dari dunia manusia untuk menuju ke Dunia Dewa maka Yushen akan ikut juga. Tapi, bukan itu maksud Sifeng tadi, Sifeng membahas tentang kematian.