Sifeng tak ingin berdebat. Ia benar-benar merasa bersalah. Sifeng malah enak-enakan berbelanja tadi, tanpa mengetahui bahwa Yushen sedang dalam bahaya.
Tidak jauh dari Yushen dan Sifeng berada, Nana juga sedang mengobati luka di telapak tangan Hana. Kedua telapak tangan Hana terluka saat menahan pedang yang akan menyerang Yushen, menggunakan tangan kosong.
Hana malah tersenyum ketika melihat saudarinya menangis seperti anak kecil.
"Jiejie, sudahlah! Kumohon jangan menangis seperti ini lagi! Aku tidak apa-apa, Jiejie." Hana berucap, mencoba menenangkan Nana yang menangis tersedu-sedu. Hana tersenyum lembut ke arah saudarinya. Dia tak ingin saudarinya begitu khawatir.
"Tak apa-apa bagaimana, Mei?! Kedua telapak tanganmu terluka, Mei. Andai saja aku tifak mengikuti pria berambut aneh itu berbelanja, pasti tidak akan seperti ini kejadiannya."