Profesor Asrul berdiri tegap di hadapan Hifa dan Dewey yang masih merunduk tak berdaya. Mereka terpaku dengan pertanyaan sang professor tentang cara pemeriksaan pekak beralih pada abdomen—perut. Seandainya Hifa semalam membuka buku tentang pemeriksaan fisik ascites[1], mereka tidak akan terjebak dalam situasi ini. Sial! Bocoran yang mereka dapatkan justru mengenai pemeriksaan kelenjar tiroid.
Kini keduanya terdiam berharap keajaiban datang. Pasien laki-laki yang berbaring di depan mereka sama bingungnya melihat kelakuan dua dokter muda yang dari tadi hanya sibuk meraba perutnya yang membuncit tanpa tahu apa tujuan mereka melakukan tindakan tersebut.
"Saya hanya tanya bagaimana pemeriksaan shifting dullness pada pasien ascites dan kalian malah bergumam tidak jelas di sini. Siapa namamu?" tanya sang professor.
"Hi… fa, " jawab Hifa terbata.
"Kamu sudah stase ke berapa ini?"
"Keempat prof," jawab Hifa muram.
"Kamu nanti ngulang stase lagi ya," ucap Profesor Asrul sambil berlalu. "Kamu siapa?"
"Saya Dewey, Prof," kata Dewey.
"Kamu juga ngulang," kata Profesor Asrul lagi, diikuti oleh tiga residen lain, beralih ke pasien berikutnya di ruang perawatan sebelah.
Hifa menghela napas kecewa. Dia dapat menatap dari kejauhan seseorang tertawa terbahak-bahak menyaksikan kegagalan mereka dalam ujian bedah kali ini. Benar-benar tidak bisa dipercaya. Dia membohongiku lagi, gumam Hifa dalam hati.
"Hifaaa…," raung Dewey, "dari mana kau dapat bocoran menyesatkan itu?"
"Harusnya aku tidak percaya dengan dia. Awas saja dia!" Hifa mengumpat sambil meredam kekesalannya.
[1] Ascites atau asites adalah penumpukan cairan di dalam rongga antara selaput yang melapisi dinding perut dan organ dalam tubuh