Hanya rencana yang bisa dimiliki manusia. Segala ketetapan selalu Allah yang menjadi penentunya.
Langkah kaki Jake disambut suara tangis bayi begitu ia sampai di depan pintu belakang vila dengan ponsel berada dalam genggamnnya.
"Ya Tuhan. Bagaimana ini?"
Sartika melihat cairan meluncur keluar beserta bayi utuh dari kedua celah paha Aira yang terbuka.
Bayi berbungkus cairan itu terserak begitu saja di lantai, Melihat pemandangan itu, Jake batal masuk ke dalam vila.
Dirogohnya kunci mobil yang masih berada di saku celananya. Dengan sigap dipacunya mobil menuruni bukit lampu.
Tujuannya pasti menuju rumah Bidan yang buka praktek di sebelah asrama angkatan laut.
Jake beruntung, bidan yang dicarinya ternyata sedang berada di ruang prakteknya.
"Tolong saya, Bu!" serunya sambil berusaha menenangkan diri.
"Kamu Jake, kan?" Bidan itu bertanya.
"Benar, Bu."
"Ada apa, kok kelihatannya panik sekali," tanya bidan itu dengan sorot mata bertanya.