Sartika menyusul Jake yang ternyata tengah berdiri di gazebo yang terletak di pinggir kolam, "Jake...!" seru Sartika. "Mengapa kamu di sana?"
"Ibu, sini ...!" Jake gantian memanggil ibunya itu.
Dengan gerakan lambat, Sartika menapak di jalan berkerikil yang terletak di antara bunga asoka yang tumbuh berjejer.
Jalan setapak berbatu, selalu membuat kaki tua Sartika sulit menjaga keseimbangan. Itulah kenapa gerakannya menjadi lebih hati-hati.
Sartika terpana begitu melihat apa yang ditunjukkan Jake padanya. Kepala perempuan tua itu menggeleng berkali-kali tanda dia tak paham dengan apa yang terjadi.
"Ini bukan kejutan dari Ibu, kan?"
"Tentu saja tidak."
"Artinya yang melakukan semua ini adalah Aira."
"Bisa jadi."
"Untuk kita."
"Untuk kita?"
"Ya, karena gelasnya ada tiga."
"Lalu, kemana Aira sekarang?"
"Aku tidak tahu, mungkin Ibu bisa memanggilnya ke dalam vila ..."