SUSAH payah Bima menahan rasa geram dan emosi, agar bisa mendengar pengaduan Aila hingga tuntas.
Sebagai kakak lelaki, Bima tidak pernah rela bila saudara perempuannya diperlakukan seburuk itu oleh lelaki picik yang sejak awal memang tak pernah disukainya itu.
Kau tunggu saja pembalasanku, Sandro ...! Batin Bima seraya mengatupkan gerahamnya
***
Karena gelisah Godam jadi tidak betah berada di ibu kota porpinsi. Lelaki itu memutuskan mengatur strategi di rumahnya saja.
Untuk mengambil tindakan langsung terhadap Sandro bukan lah keputusan yang bijaksana.
Semua harus ada aturan mainnya. Gegabah sedikit saja, maka tentu dia akan mendapat celaka.
Selama mengisi waktu penantiannya, Godam meneruskan kegiatan mencangkul di beberapa tempat sisa galian yang belum dirampungkannya.
Beberapa hari lalu lelaki itu memang berniat membuat saluran air, hingga menembus ke galian selokan utama yang berukuran lumayan besar.