"EH... Ka—kau !" gagapnya nyaris tak percaya.
Kacau ...! kacau ...! Aira panik, ia menatap nanar pemuda yang tengah bediri di hadapannya.
Kali ini bukan hanya Aira saja yang terkejut, Jake pun tak kalah terkesima menyadari sesuatu.
"Kamu mengenaliku?" tanya lelaki bertubuh tegap itu dengan mata terbelalak.
"Aku ...!" Wanita itu langsung tersentak.
Tubuh Aira menggigil bukan karena guyuran hujan deras, tapi lebih karena rasa takut yang luar biasa.
Apa yang harus dikatakannya pada Jake? Haruskah dia mengakui kalau dia sebenarnya sudah sembuh?
"Maaf Mas, Sejak dinyatakan hamil oleh dokter. Non Aira selalu bersikap begitu kepada semua lelaki yang datang."
"Non Aira, ayo kita masuk!" seru perempuan paruh baya itu sambil menarik lengan Aira.
Aira bersyukur, Aida menyelamatkannya pada waktu yang tepat. Sehingga Jake tak berkata apa-apa lagi.