Aila membiarkan Aida meninggalkannya sendirian. Dia tahu kalau Aida sudah tak lagi bersimpati kepadanya.
Kata-kata kasar yang terlontar dari mulut Diana, sedikit banyak tentu akan mempengaruhi penilaian perempuan paruh baya itu kepadanya.
Dengan pandangan nanar diaduknya jamu yang sudah diseduh air panas.
Bubuk jamu itu dengan cepat menyatu dan menguarkan bau rempah-rempah yang sengit di hidung.
Gelas berisi jamu seduh langsung dibawanya masuk ke dalam kamar.
Begitu berhasil meneguk habis cairan berwarna hijau tua itu, Aila duduk termangu. Dalam hati ia berharap supaya segera terjadi perdarahan.
Bila berhasil menggelontorkan cikal janin dalam perutnya, tentu dia akan segera terbebas dari beban yang lebih buruk dari yang sekarang tengah ditanggungnya.
Habis meminum jamu, Aila didera rasa pusing dan mual yang hebat. Sekuat tenaga dia menahan mual yang tiba-tiba menyergap.
"Tolong, Ma. Tolong Lala. Lala sudah tak sanggup lagi menghadapi semua ini."