Begitu menutup pintu kamar, saat itu juga Aila kembali terasa mual. Dia pun berlari kembali ke kamar mandi dan memuntahkan semua isi perutnya.
Rasa lega setelah semua yang mendesak di tenggorokkannya keluar ternyata tidak lah berlangsung lama.
Aila bukannya menjadi lebih baik, hanya dalam hitungan detik tubuhnya malah terasa meriang.
Aila pun membatalkan keinginannya untuk segera mandi. Ia lebih memilih berbaring kembali di atas tempat tidur.
Dalam keadaan begini yang paling diinginkan Aila sebenarnya adalah kehadiran Sandro.
Sedih rasanya bila semua gejala khas yang dirasakan hampir setiap pagi hanya dihadapi seorang diri.
Namun Aila selalu membesarkan hati. Dia tak ingin terlau terbawa perasaan.
Aila tahu menyebab dari semua masalah yang serba tak enak ini adalah salah satu pertanda kalau rahimnya mulai dititipi roh dari janin yang begitu dirindukannya.