MESKIPUN cuaca cukup panas, namun udara di ladang yang terletak di pinggir danau kembar itu tetap sejuk dan terlindung.
Pepohonan yang tumbuh rindang dan tanaman palawija serta beberapa pokok pisang, membuat tempat yang dipilih Sartika untuk beristirahat tetap terasa menyenangkan.
Bila mengikuti rasa kantuknya, bisa tertidur Sartika karena keasyikan dibelai angin yang berhembus sepoi-sepoi.
Di ladang seorang gadis muda terlihat masih penuh semangat menyemprot cairan pembunuh hama, di sepanjang pokok tanaman cabai yang mulai berbuah.
Bila sedang musim panas, selalu saja hewan berbulu putih itu muncul bergelombol di bawah setiap helai daun cabai.
Namanya Nilamh, Sartika tak tahu dari mana dia berasal. Nilamh seorang gadis tua.
Entah apalah sebutannya bagi wanita tua yang belum pernah menikah. Umurnya sudah kepala empat atau bisa juga lebih.
Menurut cerita Nurpidin orang tua Nilam sudah meninggal puluhan tahun yang lalu, ia meninggalkan tiga orang anak dan selusin cucu.