CAHAYA siang begitu garang memanggang. Di samping Sartika, Jake dan Nilam duduk sambil menjulurkan kaki.
Pemuda itu nampak masih sulit untuk memilih kata-kata yang tepat yang hendak disampaikan kepada ibunya.
Sartika penasaran, cerita apa sebenarnya yang hendak disampaikan Jake. Udara yang begitu memanggang siang ini benar-benar membuat gerah.
Namun setelah sekian lama waktu berlaly, Jake ternyata masih belum mampu mengeluarkan suara sepatah katapun.
Sartika jadi ingat awal-awal Nilam datang ke rumah ini, dan menemaninya selama Jake pergi mengurus semua hal terkait pekerjaan yang baru ditingalkan anak lelakinya itu.
Sejak keluarganya pindah kemari, belum sekali pun Sartika merasa kegerahan seperti ini.
Biasanya sehari-hari tubuh tua Sartika malah seumpama embun yang beku di ujung dedaun, dan itu nyaris dirasakannya sepanjang waktu.
"Panas sekali udara hari ini. Tak putus-putus peluh mengalir di tubuhku," Sartika berbicara tanpa alamat, ketika Nilam lewat di depannya.