Aira mendapati dirinya berdiri di antara kabut, belum hilang keheranannya, seseorang tiba-tiba menubruknya.
Tubuh Aira langsung terdorong kembali ke belakang. Bila tak lekas meraih sesuatu yang ada di dekatnya, sudah pasti dia akan jatuh terjengkang.
"Bianca!?" Aira berseru kaget begitu mengenali si penubruk.
Wajah Bianca terlihat datar tanpa ekspresi. Gadis itu sama sekali tak bereaksi dengan Aira yang nyaris saja celaka.
Beberapa saat keduanya saling terdiam. Sampai kemudian Aira menyadari sesuatu yang aneh pada diri Bianca.
Aira kembali bertanya dengan suara bimbang. "Kok, kamu tiba-tiba bisa berada di sini?
Tak ada jawaban. Bianca bungkam. Tegaknya terlihat begitu beku. Setelah diperhatikan lebih jauh, Aira melihat pandangan mata gadis itu pun begitu kosong.
Perasaan Aira tiba-tiba dijangkiti rasa tak enak. Sorot mata yang begitu aneh dalam tatapan Bianca, membuat bulu romanya berdiri.