"Aku akan menyewakan sebuah apartemen untukmu, selama Mama, Papa, dan aku berkunjung ke rumah Aira."
Sandro bicara sambil memunggungi Aila. Wanita muda itu hanya terdiam, menaham rasa terluka yang menyayat hatinya.
Bayangan tubuh Sandro yang pernah jatuh persis di atas tubuhnya, membuat ekspresi wajah gadis itu sulit untuk diterjemahkan.
Aila benar-benar merasa direndahkan oleh suaminya sendiri. Bila saja dia tahu akan serumit ini, tentu Aila akan lebih memilih konsekuen pada janjinya dengan Aira dan Rido.
Bila itu yang terjadi tentu Sandro yang akan malu dan merasa jatuh seperti saat ini, bukan dia.
Tak bisa dibayangkannya bila pada saat ijab kabul itu dia menolak menjadi istri lelaki yang ternyata adalah suami dari adiknya sendiri.
Suami yang menceraikan adiknya dengan alasan paling menjengkelkan yang sulit diterima akal sehat.
Menurut Aila, Sandro pantas mendapat perlakuan seperti itu. Sayangnya Aila tiba-tiba berubah pikiran.