"Lu dimana? Kenapa Lu pakai nomor telepon asing buat menghubungi Gue?" tanya Saher antara heran dan lega. Dia lega karena akhirnya bisa juga bicara dengan Sandro.
"Gue di RSCM, handphone Gue lowbat." Suara Sandro terdengar begitu lesu.
Saher mengerutkan dahi, "Ngapain Lu di RSCM?" tanyanya tak mengerti.
"Mama Gue pingsan begitu turun dari pesawat." Sandro mengabarkan.
"Lho, Mama Lu, ke Jakarta?" Mata Saher melotot begitu mendengar jawaban temannya itu.
"Iya, Nyokab dan bokap Gue. Mereka sampai sore kemaren."
"Sebutkan dimana posisi lu biar gue langsung ke sana." Saher paham kenapa Sandro tak sempat pamit saat dia dianggap menghilang oleh keluarga Aila.
"Nggak usah ke sini. Gue aja yang ke rumah Lu, sekalian ngambil cas handphone dan barang-barang Gue yang lainnya." Jelas Sandro.
"Ya sudah ke sini saja. Gue kebetulan sedang berada di rumah." Saher benar-benar merasa lega.
Dia bukan hanya bisa bicara dengan Sandro. Sandro pun malah berjanji akan datang ke rumahnya.